Masih ingat nggak kapan kali terakhir kamu ke perpustakaan? It’s been a long long time a go, Yes. And please be informed that instead of visit  library,  i rather go to book store. Oke, oke…perpustakaan dan toko buku, adalah hal serupa tapi tak sama. Keduanya menawarkan buku padamu, di perpustakaan kau meminjam, di toko buku kau membeli.

Sudah hampir dua bulan ini, saya mengusahakan untuk paling tidak seminggu sekali mengunjungi perpustakaan daerah. Setiap minggu meminjam dua buku, setelah puas membaca (sambil bermain) bersama Java di ruangan baca khusus untuk anak yang memang disediakan disana. Tapi apakah buku yang saya pinjam benar saya baca? Atau nasibnya sama saja dengan beberapa buku di lemari yang bahkan belum dilepas plastik segelnya?

Entahlah. Mungkin karena buku pinjaman, rasanya sayang kalau harus dikembalikan sebelum selesai dibaca. Tapi karena keterbatasan waktu luang (ah…bilang saja malas 🙂 ), seringkali hanya satu yang saya tuntaskan. Satu buku lainnya dikembalikan tanpa dibaca.

Jatah pinjam di perpustakaan daerah hanya 3 hari, dan saya selalu terlambat mengembalikannya. Tidak ada denda untuk keterlambatan, tapi ada sanksi. Sanksinya adalah : kita tidak boleh meminjam buku sebanyak hari keterlambatan. Kalau kita telat mengembalikan selama tiga hari, maka dalam tiga hari ke depan kita tidak diperbolehkan meminjam buku. Tidak ada denda dalam bentuk uang. Dan oya….pendaftaran juga gratis. Jadi benar-benar tidak ada duit sepeserpun yang kita keluarkan. Parkir juga gratis lho 🙂

Tapi lumayan juga sih, selama resmi menjadi anggota perpustakaan daerah paling tidak adalah 2-3 buku/bulan yang saya baca. Sebelumnya, jangan tanya. Tahun lalu sepertinya tak ada satupun judul buku masuk dalam daftar buku yang saya baca.

Nah, besok Sabtu. Kita ke perpustakaan, yuk! 🙂