Jadi berhubung karena cuti tahunan gue masih ada 18 (delapan belas) hari dan yang mana daripada lima hari di antaranya akan expired di akhir bulan ini, maka atas saran bos gue (baik banged ya bos gue) – cutilah cewek cantik inih dua hari dalam seminggu. Agar daripada sisa cuti yang lima hari tersebut dapat habis dengan sempurna sebelum masa berlakunya berakhir.

Ya emang udah bakat suka keluyuran (eh…), gatel rasanya kaki ini kalo seharian cuma kruntelan di rumah. Maka pada suatu pagi yang mendung berangkatlah sebuah keluarga kecil yang ibuk rumah tangganya adalah gue itu ke Solo. Iya, di Salatiga gak ada mall. Jadi kalau pengen nge-mall harus pilih kota terdekat. Mau ke Solo atau ke Milan, eh Semarang maksud gue. Udah nggak usah nanyak kenapa kalo nge-mall harus ke Solo atau Semarang. 

Trus ya, sebenarnya sehari sebelum keberangkatan ke mall ituh, gue baru aja dikecewakan oleh sebuah toko online karena eh karena orderan tas yang gue pesan tidak sesuai dengan harapan. Tapi setelah gue pikir-pikir kayanya gue nya sih yang terlalu berharap banyak. Trus kecewa deh, sakit hati dendam tak bisa melupakan sepanjang hayat. Eh…ini apaan sih?

Biasalah ya, perempuan, emak-emak, wanita, woman, princess …kalau udah kecewa harus dan mesti ada pelampiasannya. Maka dalam perjalanan menuju sebuah mall di Solo pada pagi yang mendung ituh, gue udah ngebayangin jejeran tas-tas yang akan gue pilih nantinya. Sudah gue tetapkan juga batas atas dari harga tas yang akan gue bawa pulang ( #horangkereh, masih mikirin harga 😀 ).

Singkat cerita, apakah pada akhirnya perempuan cantik ituh menemukan tas pujaan hatinya? Oke, selera gue emang agak susah. Gue tuh sukanya sesuatu yang simple dan bisa dibilang mendekati model tas cowok. Jadi yang cuma persegi panjang gitu, warna hitam atau coklat atau warna-warna gelaplah, ada tali panjang dan nggak berkilau-kilau.

Dan diantara ratusan model tas yang memanggil-manggil namaku, hanya ada beberapa yang berhasil menarik hatiku. Tapi sayang sungguh sayang, harganya lebih mahal dari kulkas dua pintu. Yaela, Yes..kaya orang susah aja? Don’t rich people difficult dong! Gak ada cash kan ada credit card, tinggal gesek..bisa dicicil. Umm….iya sih. Sekali-sekali nyenengin diri sendiri gak pa-pa lah, semacam reward buat diri sendiri. Membelikan sesuatu yang benar-benar lo suka. Iya sih..tapi…

Oke, gue selalu inget omongan seorang Financial Planner pada sebuah seminar financial yang gue ikuti satu tahun yang lalu. Katanya, hiduplah di level kamu yang sebenarnya. Live at your (true) level. Jangan memaksakan diri hanya untuk gaya hidup. Apalagi sampe ngutang hanya untuk sesuatu yang sebenarnya nggak dibutuhkan.

I do not need a new bag, i just want it. Gue bahkan punya beberapa tas yang masih layak pakai (banget) tapi jarang dipakai. Bahkan ada yang benar-benar belum terpakai. Dan perempuan cantik itupun pulang ke kota kecil yang berudara sejuk dan nyaman tanpa tas baru.

“Nggak jadi beli tas?” tanya Pak Suami kemudian.

“Nggak ada yang aku suka.” jawab gue sambil tersenyum bijaksana. Bangga banget gue bisa melawan hawa napsu untuk membeli sesuatu yang diluar kemampuan gue.

Yaela, Yes. Bilang aja kalo gak punya duit! Eh..eh…duit gue punya. Tapi bukan buat beli sesuatu yang nggak gue butuhin. Eh tapi beneran lho, jeung…hiduplah di level kamu yang sebenarnya. Itu kartu kredit jangan digesek kalau hanya untuk gaya hidup. Beneran lho….Bener lho…..

IYA BENER!!

IYA KAN BENER?? 😀