…aku akan baik-baik saja!

Pertemuan itu tidak disengaja. Benar-benar tidak disengaja dan jelas-jelas tanpa rekayasa.
Hujan di luar sangat deras, dan angin sore itu begitu marah menemani hujan mengiringi senja yang hendak pulang memeluk malam. Entahlah, entah kenapa.

Dan perempuan itupun merasa terjebak, tak bisa menolak ajakan laki-laki tampan yang (ingin sekali) dibencinya untuk duduk dan berbicara di sudut sebuah kafe kopi di pusat perbelanjaan ibukota.

“Sepertinya kau baik-baik saja?” laki-laki itu menatap perempuan di hadapannya dengan senyum dan mata berbinar.
“Bukan sepertinya, tapi memang benar aku baik-baik saja!” jawab perempuan itu sambil melempar pandang ke luar sana. Mulut bisa berdusta, tapi manusia mana yang tak bisa membaca mata yang sedang resah.
“Kau bilang kau tak bisa hidup tanpaku?”
“Aku pernah bilang begitu, tapi bukan berarti benar seperti itu.”
“Aku sedang merencanakan untuk kembali padamu.”
“Untuk apa?”
“Untuk apa? Kenapa kau bertanya untuk apa?”
“Untuk apa?”
“Agar kau bisa melanjutkan hidup dengan normal. Kau tidak bisa hidup tanpaku kan? Kau pasti sangat merana sejak kutinggalkan!”
“Darimana kau tahu?”
“Semua orang mengatakan begitu!”
“Tapi kau tak melihatnya!”
“Tapi aku percaya!”
“Lalu apa maumu? Kau senang jika aku tidak bisa hidup tanpamu? Kau senang ketika mendengar kabar hidupku tak normal tanpamu? Kau senang aku tak napsu makan? Kau senang aku tak bisa tidur? Kau senang tubuhku semakin kurus dan wajahku semakin kuyu?”
“Bukan! Bukan begitu maksudku!”
“Lalu apa?”
“Aku..aku hanya ingin memastikan kalau kau baik-baik saja!”
“Dan kau sedikit kecewa ketika tahu bahwa aku baik-baik saja?”
“Bukan..bukan…!”
“Aku baik-baik saja!”
“Tapi….”
“Kau dengar! Aku baik-baik saja!”
“Tapi…aku….”
“Aku baik-baik saja tanpa kamu! Camkan itu!”

Lalu perempuan itu pergi, setengah berlari menembus hujan sambil menahan airmatanya. Bagaimana mungkin hidupku baik-baik saja tanpa kamu, San? Tapi aku harus baik-baik saja. Dan pasti, aku akan baik-baik saja!

Advertisement

70 comments

  1. hal2 seperti ini yang gue ga ngerti dari perempuan. sebenernya dia itu mau tapi sering “terkesan” berlari dari apa yang dia mau. laki2 sbnrnya gampang capek ngeladenin yg begini. kl mau ya mau, ngga ya ngga. gitu cara laki2 mikir :mrgreen:

  2. owalah itu mah cara lelakinya aja yang kurang “merayu”. Padahal dengan sedikit membujuk,merendahkan intonasi dan ego, pasti perempuan akan balik lagi.
    *eh, gitu nggak yah. Kok aku jadi menghakimi jalannya cerita, yang mbikin cerita kan sampeyan :P*

  3. Selamat siang menjelang sore,
    Selamat hari Selasa menjelang Rabu,
    Semoga tetap semangat dalam berkarya dan sukses selalu,

    Salam Hangat,
    AbulaMedia.com

  4. Kesanku: lelaki itu ‘senang’ kalau si perempuan hidup berantakan tanpanya, lantas si perempuan berlagak ‘baik-baik saja’ biar ‘senang’-nya si lelaki tak menjadikannya merasa menang atau sombong, meski si lelaki itu sendiri tak sadar. Kalau istilah Medan-nya… ngelunjak 😉
    Andai beranjak dari sudut pandang si lelaki, cerpen ini akan menggambarkan gagasan yang aku percayai: Living Well is The Best Revenge (judul lagu REM) 😉

  5. Hai Yes,

    Itu foto kamu ya? 🙂

    Wanita memang bisa jadi begitu kuat ketika dia dilanda kekecewaan. Jadi siapa bilang wanita adlaah makhluk yg lemah? 🙂

  6. aku nda suka ..situasi begitu…hahhha (pengalaman sepertine)…kalo ada disituasi begitu mending pergi(menghindar) ..ato sepakat ma elia..jujur ae lah andai emang harus ngobrolin itu..capek berpura-pura…hehhe…

    • sebenarnya tokohnya itu nggak berpura-pura lho…pada saat ini dia emang ga bisa hidup tanpa si cowok itu..tapi dia yakin pasti bisa…hehe 🙂

  7. keceleee…kirain itu fotomu….wuiiiihh suka banget ama foto itu….apalagi bajunya….hihihiii… *emak emak ganjen…* diliat liat temen mu itu sekilas mirip atikah yang pemain sinetrun itu…yg anaknya ratna sarumpaet… 🙂

    baidewei….ini ceritanya berdasarkan kisah nyatakah…? setujah tuh…kalo cowo suka kepedean ga jelas dalam urusan cewe yg ditinggalin bakal jadi manusia paling merana sedunia…padahal…heeeiii…..cewe juga punya otak kali…ga melulu mikirnya pake perasaan…iya kaan…hihihiii… *bukan kisah pribadih 😉 *

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s