i know someday you’ll have a beautiful life

I know someday you’ll have a beautiful life,
I know you’ll be a sun in somebody else’s sky, but why
Why, why can’t it be, can’t it be mine


Ini penggalan lirik “Black”, salah satu lagu yang dinyanyikan oleh Pearl Jam – band favorit suami saya.
Mendengar lagu ini, tepatnya di bagian kata-kata ini, membuat saya berpikir untuk menulis sekuel novel “Seperti Janji Kita”. Di novel ini saya akan bercerita dari sisi Doni– laki-laki beristri dan beranak satu yang sejak lama diam-diam dicintai sahabat dekatnya.
Sepertinya menarik kalau saya buat Doni juga ternyata mencintai sahabat dekatnya itu. Tapi selamanya akan memendam cintanya dan menjadikan lirik lagu di atas menjadi suara hatinya.
Ah, tapi di “Seperti Janji Kita” saya terlanjur mengkondisikan kalau Doni sangat mencintai istrinya, dan merasa Naya – istrinya adalah perempuan terindah dalam hidupnya. Umm…tapi siapa yang tahu isi dari sebuah hati? Hati adalah tempat setiap manusia menyimpan rahasia terdalam, bukan? 😉

Hmm, mungkin saya harus konsultasi dulu dengan seorang sahabat saya – yang marah-marah dengan ending “Seperti Janji Kita” yang ternyata tidak sesuai dengan keinginannya. Kalian tahu, dia memaksa saya mengganti ending “Seperti Janji Kita”. Dia meminta saya mencari cara agar Doni akhirnya jadian dengan sahabat dekatnya yang diam-diam mencintainya itu.
Dan dengan tegas saya menjawab, “Itu nggak mungkin, nyet! Doni kan kan udah punya istri, dan anak. Tega lo!”
“Elo yang tega, harusnya lo bikin kalau Doni juga cinta sama dia!”
balasnya.
“Tapi kan happy ending, nyet! She finally find another love and they live happy! Dia bisa hidup bahagia walau tidak dengan Doni. ”
balas saya lagi.
“Ah, nggak seru. Pokoknya gue pengen dia jadian sama Doni. Titik!”
ujarnya maksa.
“Itu sama aja lo nyuruh gue ngedit naskah gue dari awal! Dan itu nggak mungkin. Elo tau kan gue pemalas?”
ujar saya di akhir percakapan, sebelum akhirnya percakapan kami berakhir dengan permintaan gilanya..
“Oke deh. Tapi please dong bikinin ending yang Doni jadian sama dia! Khusus buat gue aja.”
“Trus Naya mau dikemanain?”
tanya saya.
“Ya, itu tugas elo sebagai penulis untuk mikirin.” ujarnya enteng.
“Orang gila!”
ujar saya sebelum menutup telpon.

Haha, saya rasa dia akan tertarik dengan ide saya ini. Let see then. Sanggupkah saya merangkai kata demi kata untuk melahirkan sekuel novel “Seperti Janji Kita” ini? Dan mengabulkan permintaan sahabat gila saya yang menginginkan cerita Doni – ya mungkin untuk membuat jadian dengan Doni agak sulit, tapi setidaknya kenyataan bahwa ada cinta di hati Doni bisa membuatnya sedikit puas. Haha 🙂

Advertisement

25 comments

  1. hidup itu up and down… demikianlah hukum alamnya.. sekali di atas, sekali di bawah.. pasti seperti itu 🙂 so… just take it easy 🙂

  2. aku masih menunggu kiriman buku ini..
    ditunggu ya sistaaaaa… 🙂
    (C.O.D) kkwkww..

    (btw, comment yang masuk moderasi ga usah di approve ya. aku salah ngasi alamat email) :p :p

  3. weitsss… keren..!!
    bener juga tuh kata mas Arman, bikin alternatif ending, hehehe…
    *nanti malah dibilang plin plan ya mbak, hhahaha*

    sukses trus ya mbak Yess.. 🙂

  4. saya pengen toyet pala sahabat neng Yessi hehehe…
    saya tunggu di gramedia saja dah, walaupun sudah ada. berarti nunggu istri saya kasih uang utk beli. moga2 bisa kebaca. ada ebooknya aja hehehe

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Twitter picture

You are commenting using your Twitter account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s