Malu Semalumalunya

Sebenarnya sih nggak lapar, tapi entahlah..mulut ini rasanya pahit aja kalau berhenti ngunyah. Di samping itu.. keberhasilan memasukkan makanan berbentuk bunder kecil warna-warni seperti pelangi ke dalam mulut ini di kala si ibu guru menerangkan pelajaran di depan sana memberikan kepuasan tersendiri.  Daku sadar betul, ini adalah salah satu bentuk tindakan kriminal yang seharusnya tidak dilakukan. Tapi entahlah..kok daku berani banget ya melakukannya waktu itu?

Berpuluh tahun yang lalu, makanan kecil berbentuk bunder kecil warna-warni itu memang sempat nge-hits di SD daku. Sebenarnya rasanya nggak terlalu istimewa sih. Bentuknya bunder dengan diameter sekitar 0,8cm, terbuat dari tepung, keras, rasanya….sebenarnya rasanya tuh cuma gurih gitu doang sih. Dibungkus dengan plastik kecil yang tiap kemasannya mungkin ada sekitar..aduh berapa ya jumlahnya? Nyesal juga waktu itu ngga ngitungin. Lumayan banyak deh pokoknya.

Trus gimana caranya makan kerupuk diam-diam sambil mendengarkan guru mengajar? Jadi biasanya tuh makanan di taro di saku rok seragam, trus pelan-pelan ngambil satu dengan meraba-raba, jepit di antara buku jari. Setelah itu perlahan arahkan jari yang menjepit kerupuk ke dekat mulut, waktu guru menghadap papan tulis….seetttttt..masuk ke dalam mulut. Lalu diemut sampai lembek, telaaannn…lakukan berulang-ulang sampai habis sebungkus. Rasanya? Nikmaaaaat 😛

Nah, mungkin hari itu adalah hari yang kurang baik buat daku. Daku juga tak menyangka semua ini bissa terjadi. Sebelum jam istirahat habis, biasanya daku sudah memastikan bahwa stok makanan yang tersimpan di saku rok daku sudah dalam keadaan terbuka. Jadi aksi makan diam-diam di dalam kelas bisa langsung dilaksanakan nantinya. Hmm…indah sekali rasanya bisa mengemut si bunder warna-warni sambil menyimak pelajaran yang diterangkan ibu guru.

Pada saat ibu guru menghadap ke papan tulis, daku pun mulai beraksi. Meraba saku rok yang berisikan si bunder warna-warni. Tapi kokkk? Lho..lho…plastiknya belum kebuka ya? Dakupun menyadari kelalaian daku. Eit tapi tenang…mumpung si ibu sedang menatap ke arah sana dakupun mengeluarkan si bunder warna-warni dari saku. Di bawah meja tanpa melihat daku berusaha membuka bungkusnya. Nggak punya gunting, dakupun berusaha membukanya dengan menyobek dari bagian plastik yang sudah ada sobekannya dikiiittt.

Berhasilkah? Berhasil banget!! Jadi ya karena membuka tanpa melihat, itu sobekannya kebablasan sampai terbuka seterbuka-terbukanya. Dan hasilnya? Si bunder warna-warni yang harusnya masuk ke mulut ituh…..Kalian tau? Kalian tau apa yang kemudian terjadi? Betul sekalih…tepat pada saat ibu guru membalikkan badannya dan entah kenapa menatap ke arah daku, itu si bunder warna-warni tumpahlah ruah ke lantai kelas yang dingin sejak kepergianmu…eh…ini cerita apaan sik sebenarnya? hahaha…Iya… tumpah dan menggelinding di lantai kelas man-teman…

“Apa itu?” tanya ibu guru padahal udah tau itu makanan yang lagi nge-hits di kala itu.

“Nggg…..” dakupun gugup. Dan teman-teman cowok (yang semuanya diam-diam naksir daku) pun tertawa terbahak-bahak. Senang banget ya melihat penderitaan sayah!

“Kasiannn..makanannya tumpah ya!” terdengar ledekan dari sebelah sana.

Daku hanya bisa menunduk, maluuuuuuuuuuuuuu banget. Malu semalumalunya. Pokonyah maluuuuuu!! Ngga lagi-lagi deh makan diam-diam di kelas. Kapok!!

Tulisan ini ikut meramaikan #30HariCeritaKebodohanMasaKecil

Advertisement

9 comments

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s