Dia mencintaimu….

Java, adalah laki-laki yang mencintai pekerjaannya. Rela menghabiskan waktu liburnya untuk kepentingan perusahaan, bertanggungjawab, disiplin, patuh pada atasan dan selalu ramah dan menolong bawahan. Tapi sebuah kecurangan, telah memaksanya untuk melepaskan pekerjaan yang adalah satu-satunya sumber mata pencahariannya itu. Java dipecat, oh bukan..bukan dipecat, tapi dipaksa mengundurkan diri. Dan sekarang, Java pengangguran!

Aku adalah perempuan mandiri. Mandiri dalam hampir semua hal, dan – financial tentunya. Penghasilanku sebagai Chief Editor di sebuah majalah terkemuka tentu saja bisa mengcover semua kebutuhanku. Aku suka menghabiskan penghasilanku untuk belanja barang-barang bermerk, perawatan rutin ke salon, gonta-ganti gadget, nongkrong di café ini itu, nonton konser ini itu, jalan-jalan kesana kesitu dan sebagainya yang pada akhirnya mengakibatkan balancenya jumlah penghasilan dan pengeluaranku. Artinya aku tidak punya tabungan. Tapi tak apa kan? Aku kan perempuan, dan tidak punya tanggungan. Tentu saja aku bebas menggunakan uangku untuk apa saja yang kumau. Bukan begitu?

Java itu tunanganku. Meski wajahnya tak terlalu tampan, namun senyum dan tatapan matanya selalu mendamaikan. Laki-laki yang hanya senang memeluk dan jarang sekali menciumku itu tak banyak bicara. Dia lebih sering mendengarkan aku yang bisa bicara –atau tepatnya mengeluh dan ngomongin orang tanpa berhenti berjam-jam. Kekesalan dan kemarahan yang menumpuk tentang apa saja selalu kubawa ke Java, dan dengan senyum dan kata-katanya yang selalu sederhana namun mengena dia merubahnya menjadi sebuah kelegaan. Dan akupun menyadari, memiliki seorang Java yang sabar, bijaksana dan tidak banyak bicara itu adalah sebuah anugerah. Tak salah jika kujadikan dia tunangan.

Dan Langit.

Laki-laki tampan itu juga mencintaiku. Potografer ternama yang digilai banyak perempuan itu tak pernah lelah mengejar perhatianku. Meski tahu aku sudah bertunangan dengan Java, dia tidak pernah berniat mundur. Terkadang aku tergoda. Langit itu tampan, kaya, pintar dan kurasa tak kalah bijaksana dan sabarnya dibanding Java. Dan yang pasti, dia juga mencintaiku. Lalu aku menjadikannya teman, ehh..bukan..bukan teman, tapi sahabat dekat. Hanya sahabat, tolong kau catat! Hanya sahabat, Langit belum pernah memeluk apalagi menciumku. Kami hanya sering menghabiskan waktu berdua di café, bercerita atau membahas buku, film, musik atau juga politik. Tapi pada setiap pertemuan, tatap matanya selalu mengundangku untuk masuk ke hatinya. Argggghhh….

“Kamu nggak pernah cerita kalau kamu sering pergi berduaan dengan Langit,” senja itu pada sebuah hujan yang tak kunjung reda.

“Dia hanya teman,”

“Aku tidak sedang bertanya.”

“Apa ada peraturan yang mengharuskan aku atau kamu untuk melaporkan dengan siapa pergi? Kemana? Berapa lama?”

“Dia mencintaimu.”

“Bagaimana kamu bisa tahu?”

“Kamu mencintainya?”

“Kamu ngomong apa sih, Jav?” aku marah.

……tak ada suara. Java melempar pandangnya ke luar ruang tempat kami bicara. Lalu,

“Aku cinta kamu, Gi. Aku selalu ingin membuat kamu bahagia. Karena kebahagiaanku adalah melihat kamu bahagia. Tapi aku sadar, banyak sekali keterbatasan yang membuatku belum bisa memberikan yang terbaik buat kamu. Aku kenal Langit. Dia laki-laki yang baik, mapan dan yang pasti dia juga sangat mencintai kamu. Jika kamu memang yakin, aku rela melepas kamu, Gi. Aku….”

“Java!!”

“Bukan berarti aku tidak memperjuangkan cintaku. Tapi ini bukan masalah berjuang atau tidak, bukan masalah mempertahankan atau tidak. Tapi ini masalah kebahagiaan kamu. Untukku, tak ada yang lebih penting daripada itu.

“Jav, aku……”

Advertisement

98 comments

  1. benar-benar pengorbanan cinta
    Rela melepas demi kebahagiaanmu, berarti siapa yang sebenarnya lebih ingin membahagiakan …

  2. waduh… kalo begini siapa yang salah ya?
    tapi kalo menurut gua pribadi sih, java nya kurang berjuang… kalo emang mencintai, harusnya lebih gigih berjuang… ya gak sih?

    btw ini masih ada sambungannya kan ya? ditunggu yaaaa… 😀

    • lang seng curhat sopo ik, Wan? 😛

      moderasine cuma untuk first komeng owk…nek wez tau komeng pasti ra moderasi meneh.
      jenengan genti jeneng mesti 🙂

  3. to be continue ya kak’..
    entar endingnya milih sapa yaa *wahhh jadiin kuis tuh kak,hihihi*
    kalo akuu milih langit aja kak’, tapi jangan pas lagi mendung apalagi sampe ada geledek ma petirr nyaa “Lohhh..

  4. sepertinya ada perjalanan hati yang belum bisa terungkap semuanya
    yang seeprtinya masih menyisakan pertanyaan..
    tentang Java.. dan .. kerumitannya

  5. Hari gini? Wis Langit ajaaa…. realistis ajalah… ato gaak (nengok kanan kiri) psst…. nunggu Java dapet kerjaan baru, nek gajinya gede yaaa… gimana lagi? Hehehehe…..

  6. Betapa menyenangkan jika ada orang yang mencintai, saya selama ini selalu jungkir balik mencari orang yang saya cintai, karena Kuasa Allah akhirnya saya mendapatkannya dan sekarang saya memiliki 3 wanita yang saya cintai sekaligus.
    Salam Kenal Yessi.

  7. kesabaran seseorang terkadang ada batasnya, tapi mengapa kesabaran itu menjadi tiada batas? karena dibalik kesabaran, ada logika yang menuntun kesabaran menjadi tanpa batasan…

  8. Wiw… nama cowolnya kaya nama sebuah bahasa pemrogramman 😛
    Kenapa cewe, selalu m’beri harapan ke cowo yg menyukainya, padahal cewe itu sudah punya kekasih?

  9. thanksd to info…hmm…senangnya menggantung yaa, bikin penasaran org,,,

    kadang cinta begitu egois, tak peduli pada pengorbanan orang lain ya,,,,kalian jangan kayak gtu ya,,,hehe,,,

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s