Pada suatu hari, sekitar sebulan yang lalu, daku mendapat email dari salah satu digital agency di Jakarta. Email tersebut bersubject “Rate Card Blogger & Twitter Buzzer”. Dan isinya adalah, penawaran kerjasama untuk salah satu klien mereka.
Daku yang bukan blogger terkenal ini.. (ehm…) agak kaget juga menerima penawaran tersebut. Blog daku ini tidak begitu banyak pengunjungnya, pengunjung harian kadang memang mencapai dua ratus, tapi seringnya tidak. Apalagi twitter, follower tidak sampai limaratus, tapi mengapa agency ini menawarkan kerjasama dengan daku.
Karena tidak mengerti dengan Rate Card, maka daku bertanya pada teman-teman di milis Loenpia. Lalu Kak Didut yang baik hati bersedia menjelaskan dan memberikan contoh rate card.
Oh, lo mau ya, Yes jadi buzzer dan menjual blog elo? Lho? Kenapa nggak? 😛
Kemudian setelah berkonsultasi dengan salah satu blogger senior yang daku sebut di atas tadih :P, dakupun mengajukan rate kepada agency tersebut. Mereka merespon dan sepertinya cocok. Tak lama mereka mulai menanyakan beberapa hal yang intinya adalah bersedia atau tidak melakukan sesuatu. Karena hal tersebut tidak merugikan malah bahkan menyenangkan, dakupun menyetujuinya.
Wah..asyik..jadi buzzer dong lo, Yes? Eit…belum selesai kan ceritanya. Beberapa hari kemudian, agency kembali menghubungi daku dan bertanya apakah daku bersedia datang ke event klien mereka, dan memastikan kalau daku mau datang tanpa dibayar alias free of charge. Oh…baru tahu kalau buzzer yang datang ke event itu ternyata ada yang dibayar juga ya?
Daku pun menjawab, karena posisi daku bukan di Jakarta maka kemungkinan daku tidak akan bisa hadir di event yang diadakan di Jakarta tersebut.
Daku menulis email itu di suatu sore. Dan sejak sore itu agency tersebut tidak pernah menghubungi daku lagi. Oh, gagal dong jadi buzzer, Yes 😀
persiss kayak aku kemaren mbak, ditanyain rate juga untuk jadi buzzer video traveler gituh, dan aku konsulnya juga sama blogger(buzzer?) senior yang mbak sebut di atas tadi hahaa.. agency tersebut nanya berkali2 tapi sekarang malah ga ada kelanjutannya. Mungkin aku kurang femes ya mbak hahaa..
hahahaha….mari kita memfemeskan diri 😛
Hihihi ratenya biasa berapa mak? Bisikin dong…
Reblogged this on ardiforgood.
Hmm,… buzzer 🙂
sama saya juga pernah ngalamin kaya gini
hehehe
Hihi, ini yang bikin saya bingung, Sering dapet email menanyakan rate saya di Blog. Padahal saya blogger pemula. :p
mak, bantuin cara bikin rate card dong 😦
[…] email dari beberapa orang yang menanyakan tentang rate card buzzer. Postingan saya tentang rate card buzzer memang menggiring beberapa (calon) buzzer untuk menanyakan lebih detail tentang rate card buzzer […]
Nyari contoh rate card blogger nemunya ke sini. 😀
hahah , sabar mbak e …. salam kenal sutopo blogger jogja