Udah pernah denger Forbidden City dong ya? Apalagi yang suka nonton film Mandarin pasti udah tahu bangget tentang Forbidden City. Forbidden City ditetapkan sebagai World Heritage Site pada tahun 1987 oleh UNESCO lho. Dinamakan Forbidden City (Kota Terlarang) karena kompleks istana ini tidak boleh dimasuki oleh orang luar tanpa ada izin khusus dari Kaisar. Dulunyah..Forbidden City ini adalah istana Kaisar Cina mulai dari Dinasti Ming sampai dengan akhir Dinasti Qing. Kompleks istana yang dibangun pada tahun 1406 sampe dengan 1420 ini menjadi tempat tinggal Kaisar Cina selama hampir 500 tahun. Kompleks istana ini berdiri di tanah seluas 720.000 m2 dan berisi 980 bangunan. Gedek bangget ya, cyin?
Dan…setelah di hari Sabtu yang gloomy ituh bos daku mengajak ke Great Wall, hari Minggu acara daku akan mengunjungi Forbidden City. Karena bos daku ada acara lain, maka rekan daku yang akan menemanikuh hari ituh.
You know, kemarin abis dari Great Wall kita baru nyampe apartemen jam sembilan malam. Jam tiga an sore kita udah nyampe Beijing lagi. Habis makan bos daku ngajakin massage. Katanya badannya pegel semua tiada tara. Ya iyalah… Dan daku menurut sajalah. Selesai massage sudah jam enam an lewat banyak gitu. Kita ke apartemen untuk mandi dan ganti baju. Setelah itu bos daku mengajak daku ke suatu tempat yang katanya Pasar Malam dan akhirnya daku tahu kalau itu adalah Wangfijung. Daku tidak membeli apa-apa disana. Cuma beli beberapa macam jajanan dan dimakan sambil jalan.
Bayangkan betapa lelahnya (tapi menyenangkannya) hari Sabtu kemarin. Dan hari ini. Dengan betis yang udah sakitnya minta ampun. Dipagi buta (sebenarnya udah jam delapan sih) bos daku mengajak daku ke pasar untuk membeli buah. And you know? Kita berjalan kaki,cyin. Jaraknya sekitar..ummm ada kali lima kilometer yak. Pulangnya daku pikir bos daku akan mengajak naik taksi. Ternyata tidak. Daku pun kembali ketinggalan di belakang karena ngos-ngosan dan lelah sangat. Sementara bos daku berkali-kali mengucapkan “You must do exercise. You can not be like this” beberapa kalih. Oh baiklah, paduka. Tapi walaupun begitu daku masih menyempatkan diri untuk memoto deretan sepeda yang ada di trotoar inih.
Nyampe rumah jam sembilan lewat banyak, setelah ganti kostum bos daku langsung capcus. Lalu jam setengah sebelas the driver datang kembali untuk menjemput daku. Rekan daku menunggu di stasiun subway mana gitu. Dekat banget dari apartemen. Dan ternyata Forbidden City juga nggak begitu jauh. Masih di sekitar-sekitar situ jugak.
Tadinya daku pikir Forbidden City itu cuma kaya museum yang satu bangunan gitu doang ya. Makanya waktu rekan daku bertanya “Do you prefer to take lunch first before we visit Forbidden City or we can go to Forbidden City now?”, daku langsung cepat menjawab. “We better go to Forbidden City first lah, after that we go lunch then shopping”. Nanggung soalnyah jamnya, udah hampir jam sebelas. “Are you sure? It will take three or four hours for us to visit Forbidden City”, teman daku pasti ngirain daku udah tahu Forbidden City. “Ow really? Kaget dong dakunya. Akhirnya kita memutuskan untuk shopping dulu trus makan siang trus ke Tiananmen Square trus ke Forbidden City.
The driver pun menurunkan kami di pinggir jalan yang kalau jalan dikit aja udah ketemu Qianmen Street. Qianmen Street ini adalah salah satu modern commercial pedestrian street yang terkenal di Beijing. Ini adalah salah satu dari sisa-sisa terakhir dari pusat bisnis Beijing tua. Qianmen Street awalnya dibentuk pada Dinasti Ming dan Qing ( 1368-1911 ). Sempat hancur karena serangan sekutu di tahun 1900. Qianmen Street yang sekarang telah dibangun kembali berdasarkan foto sejarah dari tahun 1920 ke tahun 1930-an. Duh..bersejarah banget ya ni jalan. Bangunan-bangunannya emang unik dan khas bangget sih. Tapi disini kita juga bisa nemu branded terkenal seperti lho, termasuk gerai kopi yang terkenal ituh juga ada.
Harganya gimenong, Yes? Umm…mahal cyin. Soalnya di sini harganya udah ditempelin gitu. Jadi kita ga bisa bargain alias tawar menawar. Dan menurut rekan daku harga di sini memang mahal. Tapi daku ketemu baju anak yang lucu di sini. Harganya cuma 19 Yuan, kayaknya cocok bangget ni buat Java. Bungkusss!!! 🙂
Nah dari Qianmen Street ini, belok kiri kita akan nyampe di Dashila Street. Di Dashila Street ini harga barang-barangnya sedikit lebih murah dari Qianmen Street tadi. Dan setelah membeli beberapa pernak pernik buat oleh-oleh, kami pun memutuskan untuk makan siang dulu.
Rekan daku mengajak makan siang di Dong Lai Shun, restoran hot pot yang terkenal di Beijing. Dan ternyata Dong Lai Shun is a Muslim Restaurant lho. Jadi kalau cari makanan yang dijamin halal datang aja ke Dong Lai Shun. Rekan daku ternyata sudah reservasi dari hari sebelumnya dan sudah memesan makanan untuk makan siang kami.
Daku akhirnya memesan sambal lagi. Karena sambal kacang yang disajikan bersama menu yang kami pesan kurang nendang. Oiya kata teman daku. Kalau makan di sini lebih baik pesan online dan bayar dengan credit card, karena harganya akan jauh lebih murah.
Setelah makan, masih muter-muter bentar di Dashila Street. Sebelum akhirnya capcus ke Tiananmen Square dan Forbidden City…
Umm…bersambung aja dulu ya..kepanjangan ntar postingannya 😛
[…] Ini adalah lanjutan cerita dari sini […]
seperti ada di drama drama asia.. 🙂
lagi derama korea ya..
negara makin maju ya mkin banyak jalan kakinya (somehow) =)))