Ternyata Kalau ke Tembok China itu…..

Hari ketiga di Beijing adalah hari Sabtu, dan artinya adalah hari libur. Bos daku sudah berencana akan mengajak daku ke Great Wall alis Tembok China yang sangat terkenal ituh. Dan tentu saja daku tidak menolak.

Kami berangkat sekitar jam sembilan pagi, dan seperti biasa kemana-mana pasti dianter sama the driver. Daku tak tahu persis berapa jarak dari pusat kota Beijing ke Tembok China. Tapi yang jelas memakan waktu sekitar satu setengah jam lewat tol. Daku juga nggak tau pasti kami lewat Badaling atau Muntianyu. Yang jelas nyampe Tembok China aja 😛

Sepanjang perjalanan bos daku sibuk dengan laptopnya (see…rajin bangget kan dia?). Sementara daku menikmati pemandangan di luar sana sambil memikirkan sebuah novel baru. Cuaca diluar memang jauh dari cerah. Di musim dingin, Beijing memang seperti sore hari sepanjang hari. Mendung, suram, gloomy, dingin dan ditambah dengan smog alias kabut campur asap yang membuat suasana semakin suram. Beijing memang sangat terkenal dengan polusi udaranya, ya. Padahal kotanya bersih lho. Beda bangget ama Jakarta. Eh..? Tapi emang bener kok.

Setelah satu setengah jam akhirnya kami tiba di lokasi Tembok China. Daku pikir kita tu ya tinggal masuk aja ke Tembok China gitu ya..trus jalan menyusuri si tembok yang terkenal bangget itu. Eh ga taunya harus mendaki bukit dulu, cyin! Kalau lo mau lo bisa mendaki bukit untuk mencapai Tembok China yang ada di pegunungan ituh. Untungnya ada cable car yang bisa membawa kita langsung mendarat di lokasi Tembok. Dan tanpa diminta, bos daku langsung mengajak daku naik cable car aja. Padahal dia itu hobi banget jalan kaki dan naik gunung lho.

Mungkin karena sedang Winter, pengunjung Great Wall tidak begitu ramai. Dan kami hanya mengantri satu cable car sebelum mendapat giliran.

Dan..pemandangannya seperti ini ni..Tuh yang tampak di kejauhan adalah si Great Wall, dan itu yang putih-putih di jurang itu adalah sisa-sisa salju yang belum mencair.

1796500_10202560742892960_969380498_n

Setelah turun dari cable car, kau akan dihadapkan pada pilihan ini. Kamu pilih aku atau dia? Pilih aku atau dia? Silahkan direnungi dan diresapi sebelum menentukan kemana kau akan pergi..

GWDaku dan my bos langsung ikut panah yang satunya dong “Way to Climb the Great Wall”. Hmm…cuaca emang lagi gloomy bangget dan dingin bangget tentunya. Tapi tidak mengurangi keindahan Tembok China di siang ini. Ada sebuah perasaan yang sulit diungkapkan ketika mata ini memandang bentangan keindahan di sekitar Tembok China. Kadang gue nggak habis pikir, jaman dulu gitu lho…jaman dulu kala yang semuanya masih serba manual dan no technology. Mereka kok bisa ya bikin Tembok raksasa seperti ini.

GW1

1912124_10202560751093165_1439624639_n1921893_10202560752213193_478406282_n

Indah sih indah, tapi..daku hanya sanggup menjalani sekitar tiga ratusan meter sahaja (kali dua berarti enam ratus meter ya, karena pulangnya kan lo harus balik lagi). Bos daku jalannya sungguh sangat cepat sekali. Daku sampai ngos-ngosan mengejarnya. Sebenarnya dia pengen menyusuri tembok sampai ke Korea Utara 😛 Tapi daku dengan jujur menyatakan kelelahanku. Diapun menatapku heran dan berkata. “Tired already? You never do exercise, hah?” Daku hanya nyengir dan tak menjawab. Lalu kamipun memutuskan untuk kembali ke downhill.

“Do you want to take the cable car to get the downhill?” tanyanya padaku. Sebenarnya daku ingin berteriak dan bilang “YESSS!!!!” Tapi dasar perempuan gila dan gengsian daku menjawab, “No, we better take this way!” jawabku sombong sok kuat sambil menunjuk tangga menuju downhill.

Seperti ini ya penampakan tangganya. Tampaknya sih enak aja ya turun dengan tangga ituh. Nggak ada masalah sama sekali. Wong tangganya bagus kok..

1977374_10202560795974287_933826348_n

Itu tangganya berliku-liku, cyin. Dan atas nama kejujuran harus daku katakan bahwa engsel kaki daku rasanya sampai hampir lepas menyusuri tangga ini. Bos daku yang rajin olahraga itu akhirnya meninggalkanku karena daku sangat lambat, “I am okay, i just need time to enjoy this atmosphere. You can go and leave me!”. Padahal mah…. hahahhahahah 😀

Daku tiba di bawah setelah hampir empat puluh menit. Dan bos daku sudah tiba lima belas menit sebelumnya. Jadi ya, ternyata kalau berencana ke Tembok China itu harus rajin olahraga. Atau kalau memang sudah terlanjur jarang olahraga dan besok sudah terjadwal mengunjungi Tembok China, turunnya pakai cable car aja ya. Jangan tiru kesombongan  saya 😛

Sebelum pulang daku membeli beberapa barang-barang unik di lapak-lapak yang memang banyak terdapat di sekitaran downhill. Jangan ragu untuk menawar harga. Daku beli sesuatu yang tadinya ditawarkan 60 Yuan, bisa terbeli dengan harga 15 Yuan. Tapi bos daku yang nawar, dia kan bisa speak Chinese. 🙂

Anyway, di perjalan pulang. Belum begitu jauh dari Great Wall, daku mengabadikan pemandangan ini. Ini adalah sungai dan air terjun yang membeku karena suhu yang sangat dingin. See, beberapa orang bermain ice skating di sana. Kalau aku boleh nggak main ice skating di hatimu yang membeku?  Ga nyambung bangget! Lost focus 😀

beijing6

Okay, besok daku akan cerita tentang Forbidden City ya. See you 🙂

Advertisement

5 comments

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Twitter picture

You are commenting using your Twitter account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s