Kita bebas berpendapat apa saja tentang semua hal, tapi bukan berarti boleh seenaknya mengumbarnya

Ada beberapa orang yang memang terlahir sebagai orang yang sangat perduli dengan urusan orang lain. Jadi jangan heran, kalau di sekitarmu ada saja orang yang sepertinya lebih tahu dan lebih mengerti tentang hidup yang kaujalani. Mungkin ini semacam hobi, sama seperti hobimu misalnya membaca novel romantis yang membuatmu merasa senang dan merasa terhibur. Mungkin seperti itulah yang dirasakan orang-orang ini ketika melaksanakan aktivitas mengurusi orang lain.

Saya termasuk orang yang sangat blak-blakan dalam berkomunikasi (maklumlah, orang Medan!), jadi ketika ada indikasi seseorang mulai mengurusi urusan saya, langsung saya basmi dengan semprotan ala emak-emak galak yang sebisa mungkin tidak menyakiti hati. Atau kalau saya sedang dalam keadaan malas menanggapi biasanya saya diamkan saja. Cuma saya kasi senyum. Biasanya ini saya lakukan pada orang yang lebih tua dari saya. Kalau yang bersangkutan seumuran atau lebih muda dari saya biasanya langsung saya semprot.

Seorang sahabat saya, sayangnya tidak bisa bersikap seperti saya. Dia adalah termasuk dalam golongan orang-orang yang tidak tega menunjukkan rasa tidak suka atau tidak nyaman. Jadi kalaupun dia tidak suka biasanya ditahan aja. Tapi trus lama-lama numpuk di hati.

Untuk menghibur sahabat saya, biasanya saya mengajaknya untuk berpikir positif. Menerima komentar atau masukan atau apalah apalah dari orang lain tersebut sebagai tanda bahwa dia peduli. Tapi sahabat saya bilang ‘kalau peduli tuh nggak kaya gitu’. Dan kemudian hal itu menjadi sesuatu yang merusak suasana hatinya. Mungkin yang kasi komentar cuma asal ngomong ya. Cuma sekedar mencari bahan pembicaraan atau karena memang mulutnya nggak bisa diam jadi asal jeplak dan memberi komentar (negatif) yang bisa merusak mood orang lain.

Karena paham betul akan hal ini, makanya saya juga sangat jarang memberi komentar kepada orang lain. Kecuali kalau memang orang tersebut memintanya, misalnya “aku kelihatan gendut nggak pakai baju ini?”, biasanya akan saya jawab dengan jujur tapi dengan pilihan kata yang saya sesuaikan dengan karakter orangnya.

Komentar (nggak penting) yang kita sampaikan tentang seseorang, mungkin buat kita hanyalah sekedar kata-kata yang keluar dari mulut. Hanya kesan yang anda suarakan dengan jujur. Atau juga kesoktahuan kita yang berlebih tentang sesuatu. Atau kalau memang sedang mencari bahan pembicaraan, kenapa nggak bahas harga tomat aja atau tentang cuaca atau apalah.

Jadi intinya gini, kalau kira-kira apa yang hendak disampaikan itu tidak penting, tahan aja nggak usah diomongin. Atau bisa ngomong dalam hati kan? Kita bebas berpendapat apa saja tentang semua hal, tapi bukan berarti boleh seenaknya mengumbarnya. Kecuali kalau anda memang tidak peduli dengan perasaan orang lain.

Advertisement

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Twitter picture

You are commenting using your Twitter account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s