Buat yang udah menikah dan (apalagi) udah punya krucil, kerasa nggak sih kalo kadang-kadang kita udah jarang banget contact-contact an sama old friends alias sahabat lama kita? Sahabat lama disini adalah teman jaman masih sekolah, (TK sampe SMA), teman kuliah, teman kerja di kantor-kantor lama (ishh..ketauan dong gue angkatan berapa. hahahahahha). -yang udah lebih dari setahun dua tahun nggak pernah bertemu muka.
Buat saya yang sekarang bertempat tinggal di tempat yang jauh bangged dari tempat beta dilahirkan dan dibesarkan bunda ini, list dari kategori sahabat lama ini sangatlah banyak. Secara ya, lahirnya dimana, sekolahnya dimana, kuliahnya dimana, kantor pertama dimana, kantor kedua dimana kantor ketiga dimana, trus setelah menikah dan punya anak juga tinggalnya di kota yang berbeda pula dari kota-kota tersebut di atas tadi. Jadi banyak sekali list sahabat lama yang tersimpan di hatiku. eh…..
Nggak kebayang ya kalau nggak ada segala macam social media, dan segala macam jenis dari texting seperti BBM, WA, LINE dkk. Di tengah ke(sok)sibukan manalah sempat beli kertas surat trus nulis surat dan kemudian ke kantor pos untuk mengirimkannya. Lah, teman-teman yang ada di contact list WA dan atau LINE dan atau BBM aja kadang nggak pernah disapa. Apalagi harus pake nulis surat segala.
Kalau saya pribadi sih biasanya memanfaaatkan social media untuk menjaga silahturahmi (cieee…) dengan sahabat-sahabat lama. Eh tapi bener lho. Kalau harus BBM an atau WA an sekedar nanyain kabar kadang agak gimana gitu ya rasanya, apalagi kalau si sahabat lama sudah punya estri dan estrinya cemburuan. eh 😛 Tapi kalau misalnya berkomunikasi lewat social media rasanya lebih nyaman aja. Bahkan sering lho kalau ada sahabat lama yang posting poto, trus ada yang komen, eh yang lain juga komen, jadi semacam reuni maya gituh kan?
Kadang postingan di social media juga bisa jadi sarana pembuka komunikasi yang telah lama terputus dengan sahabat lama. Seseorang yang selama ini tak tau rimbanya bisa kita temukan di social media, lengkap dengan segala informasi dan poto-poto keluarganya. Mantan calon pacar yang nggak tau entah dimana akhirnya juga bisa ditemukan lengkap dengan poto istri dan anak-anaknya eh.. hahahahaha… 😛
Tapi ya, saya tuh paling nggak suka deh kalau ada oknum yang seenak jidat nge-share berita-berita yang belum pasti benar kebenarannya. Apalagi dibumbui dengan komen-komen berbau provokasi segala. Udah gitu nge-share nya banyak banget lagi menuhin timeline. Eh ya ampun, Yes…bawel banget sih lo? Suka-suka dia dong mau share apa aja. Iya, sih suka-suka dia. Tapi saya tuh kadang penasaran, apa sih yang dipikirkan oknum tersebut waktu jempolnya dengan ringannya mencet share lalu posting. Apakah sama dengan waktu jari telunjuknya mengorek hidung untuk mengambil upil lalu kemudian dipeperin ke bawah meja?
Eh, ini gue mbahas apa sih sebenarnya? 😀
Anyway, dalam hal ini saya membahas social media dari sudut pandang dan pengalaman saya saja ya. Jadi tentang social media yang (katanya) kini cenderung ‘mendekatkan yang jauh, menjauhkan yang dekat’ ituh tidak akan saya bahas disini. Social media banyak manfaatnya asalkan digunakan sesuai porsinya aja, nggak berlebihan. Karena segala sesuatu yang berlebihan pasti nggak baik kan?
Kalau melihat begitu banyak dampak dari Sosmed terutama yang buruknya, lebih baik silaturahmi sosmednya sebatas say hallo aja.
Sosmed pada akhirnya mempertemukan teman-teman lama bahkan teman TK kita. Seneng sih, cuma kadang awalnya aja (ada yg nggk sih)…begitu teman kita tahu kita nggk selevel dengan dia (dari sisi materi tentunya)..mulai jarang-jarang deh nyapa..