Kalau liburan, bisa awak jadwalkan kapan ya kan. Bisa kita persiapkan jiwa raga. Tapi kalau kerja, nggak bisa kau jadwalkan kapan kau harus kemana. Cem awak ini. Awal bulan lalu tiba-tiba harus ke Medan untuk urusan kerjaan. Kerjaan awak emang gitu, kadang-kadang bisa tiba-tiba awak harus ke manalah ke manalah. Tapi seru juga kurasa kadang-kadang. 🙂
Jadi di minggu itu sebenarnya di hari Senin nya awak udah ke Jakarta pergi pagi pulang malam. Ada rapat di kantor perusahaan saudara perempuan (sister company maksudnya…jangan protes sama terjemahannya! sukak ati akulah…hahahaha). Trus eh Jumatnya harus berangkat awak ke Medan. Untungnya nggak sendirian, berangkat sama dua orang kawan kerja awak. Eh ko pikir enak pigi-pigi urusan kerjaan sendirian? Enak ada kawannya lah.
Sampeklah kami di Kualanamu jam tujuh malam kurasa itu. Nggak ada yang jemput kami. Jadi nunggu taksilah kami di tempat taksi-taksi parkir itu. Kutanya abang-abang petugasnya, katanya adanya nanti burung biru. Eh tapi kami tunggu burung biru nggak datang-datang, akhirnya ditelpon kawan awaklah burung biru. Nunggulah dulu sampek hampir setengah jam. Padahal awak udah lapar kali. Mau makan di bandara kok nanggung kali. Untunglah betul-betul datang taksinya itu kan. Trus naiklah kami, jalan menuju kota Medan. Ke tempat hotel tempat kami nginap.
Sampek di hotel check in dulu lah kami. Taro tas di kamar (udah janji cuma lima menit aja trus ngumpul lagi di lobby) trus langsung keluar lagi. Mau cari makan malam. Udah lapar kali awak. Pertamanya, mutar-mutar nggak jelaslah tiga orang ini (awak sama dua kawan awak…hahahah). Dekat hotel kami nginap kan ada mall, Paladium kurasa namanya. Lupa pulak awak. Masuklah kami, rupanya nggak banyak restorannya. Chicken-chicken semua isinya. Alamak, udah lapar jauh-jauh masak makannya fried chicken.
Trus jalan lah lagi kami ke arah Merdeka Walk. Klen tau, kami nyebrang di depan Aston itu. Ngeri kali…kawan awak nekad kali pulak. Alamak…ketauan Safety Officer kena sempritlah kami ini. Trus udah sampek Merdeka Walk awak tengok-tengok makanannya sama kek di Jawa Tengah. Kawan awak langsung ribut, katanya janganlah makan itu kita, udah jauh-jauh kita ke sini. (pakek logat Jawa ya..ini udah awak terjemahkan ke logat Medan…hahaha).
Awakpun setujulah, trus akhirnya jalanlah kami ke arah jalan Ahmad Yani. Gelap kali, abis ujan pulak itu. Sampek ujung jalan Ahmad Yani belok lah kami ke jalan Palang Merah. Kemana coba? Kemana lagi kalau nggak ke rumah makan padang Garuda. Ehhh…kawan awak bahagia kali. Katanya, enak kali masakan padang di sini ya. Trus awak bilang, baru tahu kau…udah dari dulu itu. Hahahahha….
Besoknya perjuanganpun dimulai. Nggak usahlah awak ceritakan disini. Karena, rahasia perusahaan lah itu.
Hari Senin pulanglah awak ke Salatiga. Ini salah satu perjalanan kerja awak yang paling “seru” dan “menyenangkan”.
Udahlah ya, gitu aja cerita awak. Inilah tiket pulang awak waktu itu. Mau kau bilang awak pamer, terserah kaulah. Sukak-sukakmu. Eh, kok ada margamu? Iya, udah dari dulu itu. Dari lahir malah. Hahahahha……
Yuhuuuu
dan sy malah penasaran sama cerita kerjaannya yg ga dicertitain hahaha
taxi biru gak boleh di bandara jadi harus nunggu di luar
wah masih ada ceriat lainnya
hahhaahahaha, kangen kali aku ama logat medan nih ;p. sayaaang cuma bentar ya mba ;p.. ntrlah, aku bakal posting banyak kuliner yg aku coba pas di medan kmrn ;p. cuma 2 rasa memang makanan di medan, enak, dan enak kaliiii hahahaha