Okelah..meski sedikit telat, daku akan menyelesaikan rangkaian postingan tentang Beijing Trip di postingan ini. Sepertinya sih udah mulai basi ya, karena udah hampir sebulan lamanya.
Hari terakhir business trip daku di Beijing Office adalah hari Rabu yang indah itu. Karena pesawat yang akan membawa daku kembali ke Indonesia terjadwal akan berangkat sesaat setelah tengah malam, alias jam setengah dua pagi, maka hari ini daku masih ngantor seperti biasanya. Lagi-lagi bos daku mengajak berangkat lebih awal, karena siang nanti the boss harus bertolak ke Shanghai for visiting customer sedangkan beliau masih mempunyai banyak hal yang harus diselesaikan. Daku manut saja seperti kerbau cantik yang dicucuk hidungnya.
Jam dua belas bos daku pamitan, dan sebelum pamit si boss sudah berpesan kepada drivernya untuk menjemput daku di kantor nanti jam enam sore untuk kemudian diantar ke apartemen, lalu dijemput lagi dari apartemen untuk diantarkan ke airport. The driver sama sekali tidak bisa speak English, dan daku sama sekali tidak bisa speak Chinese. Karena itulah kami butuh kepastian agar nantinya tidak perlu berkomunikasi lagi.
Lunch time atas perintah bos daku, daku diajak ke restoran spesial (lagi). Setelah itu meeting lagi dengan rekan daku, menyelesaikan beberapa hal yang belum final. Kemudian jam enam kamipun pulang. Karena masih ingin membeli sesuatu di Silk Market, aku sudah meminta tolong rekan daku untuk menelepon drivernya si bos, agar datangnya jam tujuh aja jangan jam enam :P. Tadinya mau jalan sendiri, tapi rekan daku yang satunya memaksakan diri untuk menemani. Yasudahlah, daku juga lebih senang ada yang nemenin.
Setelah membeli apa yang ingin daku beli, kamipun bergegas kembali ke lobby LG Twins Tower tempat dimana kantor daku bersarang. Seperti biasa the driver sudah menunggu disana. Dakupun langsung masuk mobil, rekan daku pulang dengan subway. Dan..setelah beberapa hari di Beijing, it’s raining!! Tapi ga terlalu deras sih.
Nyampe apartemen langsung mandi. Beres beres beres beres. Daku sempat desperado melihat barang bawaan daku. Ada dua koper yang gedek-gedek, satu tas tenteng yang lumayan berat dan ransel daku yang berisi laptop dan nggak kalah berat juga. Jam sepuluh kurang daku turun ke lobby apartemen. Karena nggak ada orang yang bisa dimintai tolong, daku harus turun dulu bawa koper satu dan tas tenteng. Kemudian naik lagi bawa koper satunya dan ransel 😦
The driver selalu datang lima menit dari waktu yang ditentukan. Kamipun langsung capcus menuju airport. Dan nggak ada setengah jam. Tibalah di Terminal 3. The driver pun melambaikan tangan dengan wajah sendu seperti tak ingin kehilangan…wakakakkaka…kalau ini daku bohong. Yang bener the driver langsung mengambilkan trolley dan meletakkan koper daku. Setelah itu beliau berpamitan, dan daku cuma bisa bilang “Xie xie, Mr Wang!” sambil tersenyum sangat tulus. Sungguh, beliau ini sangat berjasa pada diriku.
Beijing Capital Airport itu gede bangget ya, bok! Dan bagus. Begitu masuk Terminal 3 daku me-wrapping kedua koper daku dulu. Kapok dengan insiden koper rusak pas berangkat, daku tak ingin itu terulang lagi. Dan untuk kedua koper daku yang gedek-gedek ituh, daku harus membayar 60 Yuan. Nah di Beijing Capital Airport ini begitu datang kita langsung check in. Nggak ada acara pemeriksaan barang bawaan. Setelah check in langsung ke Imigrasi. Gilak ya, walaupun udah tengah malam begini teteup aja antrinya panjaaaaannng dan lamaaaaaaaaaa. Ada kali satu setengah jam cuma di Imigrasi doang. Kalau di sini ternyata pemeriksaan barangnya itu hanya setelah pemeriksaan pasport selesai. Setelah beres pemeriksaan barang bawaan, kita langsung menuju Gate yang sudah ditentukan dengan naik kereta. Dan setelah itu tidak ada pemeriksaan lagi.
Tengah malam masih nungguin pesawat sendirian pulak. Piye perasaanmu? Mana pesawatnya delay pulak setengah jam.
Singkat cerita, jam dua dini hari pesawat yang membawa dakupun terbang menuju Kuala Lumpur.
aku suka Beijing yang bersih, tapi buatku ‘dingin’ gitu
Pasty Cuacanya Disana Dingin ea
setelah sekian lama tak membaca, akhirnya kesampean membaca lagi …
bagai ikan yang belajar berenang lagi… 🙂
dulu pas ke beijing 2012, air asia masih mendarat di tianjin, trs kita sambung naik shinkansen nya ke beijing.. makanya aku ga prnh nginjakin kaki di airportnya beijing ini 🙂