Belum basi kan kalo kita ngebahas tentang hari pertama di sekolah? 🙂

Jadi sebenarnya banyak yang menyangka kalau si boy masuk SD tahun ini. padahal si boy baru lima tahun lebih lah. Badannya sih emang agak lebih gede dibanding teman seusianya sih. Mungkin karena itu orang-orang pada ngirain si boy udah SD.

Tapi walaupun tahun ini si boy belum SD, dia juga pindah sekolah lho. Setelah setahun sekolah di KB dan satu tahun di TK kecil di sekolah dekat rumah, si boy akhirnya pindah ke sekolah yang agak jauhan dikit.

Proses perpindahan si boy ini sedikit dramatis dan agak rumit, karena saya dan pak bojo memang meminta persetujuan dari si boy. Kita nggak mau jadi orangtua yang seenak jidat mindahin anak sekolah tanpa kompromi. Awalnya si boy banyak banget alasan. I do not wanna move because i love my teacher lah, I love my friends lah, i wanna be with my friends forever lah. (Jadi si anak TK kecil ini emang udah punya gank di sekolahnya, empat orang cowok semua. Dan mereka memang selalu bersama).

Tadinya ada dua sekolah yang jadi incaran saya dan pak bojo. Secara spesifikasi (emangnya handphone, Yes? hahaha….) hanya dua sekolah ini yang memenuhi kriteria. Sekolah pertama ditolak mentah-mentah sama si boy (Yes, saya memang langsung mengajak si boy survey ke calon sekolah barunya). Sekolah yang kedua si boy agak tertarik sepertinya, tapi dia masih say NO.

Pantang menyerah si boy akhirnya saya ajak lagi ke sekolah kedua untuk bertemu dengan calon gurunya. Di tahap ini dia mulai tertarik. Tapi kalau ditanyain mau pindah atau nggak, jawabannya masih i love my friends. (yaela, boy…alasannya yang lain napa? hahahahaha…).

Singkat cerita, di suatu hari yang cerah, mungkin lelah juga si boy dirayu-rayu terus sama emaknya ya. Akhirnya dia say “YES”. Dan itu bertepatan dengan hari dibukanya “trial day” di sekolahnya yang baru. Jadi dua minggu sebelum mulai masuk sekolah, sekolah ini sudah membuka kelas tiga hari seminggu dengan durasi satu jam. Tujuannya adalah umm..semacam warming up supaya anak-anak nggak kaget setelah liburan panjang langsung masuk sekolah. Juga sebagai semacam masa orientasi untuk murid-murid baru seperti si boy.

Dan hari Senin kemarin, si boy sukses dengan hari pertamanya tanpa drama dan gurunya sampai heran kenapa si boy udah akrab aja sama teman-teman barunya dan bisa berbaur. Si ibu belum tahu kalau bule-bule di lobby hotel aja diajak kenalan sama si boy (hahahhaha…).

And…yes. Bukan cuma satu dua orang yang nanya kenapa si boy pindah sekolah? Pada bilang udah nanggung kan udah TK besar. Pada beberapa orang saya hanya menjawabnya dengan senyum, karena kadang-kadang mereka sebenarnya tidak butuh jawaban tapi hanya ingin bertanya. Pada yang benar-benar butuh jawaban sebagai referensi buat anaknya mungkin. Saya pun menjelaskan alasan saya.

Kenapa si boy pindah sekolah? Si boy pindah sekolah bukan KARENA, tapi UNTUK. Untuk beberapa hal yang saya rasa hanya bisa didapatkan dengan pindah sekolah. Sekolah lama si boy cukup bagus, jangan salah..walaupun sekolah biasa banyak anak bulenya lho. Heheheh….dan itu menjadi salah satu faktor yang mendukung si boy bisa berbahasa Inggris walaupun nggak pernah diajarin emaknya.

Beberapa hal itu apa, Yes? Okay, i will tell you…but i will not tell you one by one point ya. Hal pertama adalah, si boy sudah terlalu nyaman di sekolah yang lama. It’s time for him to move, mengenal dan masuk ke dalam lingkungan baru. Kedua, si boy sangat tertarik dengan bahasa Inggris. Di sekolah baru si boy akan mendapatkan pelajaran bahasa Inggris dengan kurikulum Cambridge, dan it’s bilingual school. Si boy must love it so much. Bule-bule di sekolah lama udah pindah setelah lulus TK kecil. So dipastikan di sekolah lama si boy nggak ada lawan untuk speak English. Ketiga, si boy suka dengan sekolah barunya.

Udah, itu aja alasannya. Kalau emak-emak sekalian, apa yang jadi alasan utama memilih sekolah untuk anandanya?