Hal yang Lebih Penting dari “Menjadi Ibu yang Baik”

Sebenarnya pembahasan tentang menjadi ibu yang baik ini berawal dari pilihan sekolah (SD) untuk si boy. Biasalah ye kan, pada nanya-nanya anaknya didaftarin sekolah dimana. Nggak tau cuma basa-basi karena nggak ada bahan pembicaraan atau memang beneran banget pengen tahu. Dan dengan seseorang, ketika saya menjawab bahwa si boy akan saya daftarkan di SD Negeri, mulailah ceramah tentang bagaimana menjadi orangtua khususnya ibu yang baik itu.

Jadi katanya pilihan saya kurang tepat, karena hari gini masak anak lo disekolahin di SD Negeri? Ow, what’s wrong with that?, bathin saya waktu itu. Dalam pembicaraan tentang anak dan sejenisnya saya memang cenderung tidak mau berargumen. Memilih untuk mendengar dan tersenyum. Malas aja. Soalnya kalau dimulai berdebat saya nggak akan berhenti sampai pembicaraan tuntas dengan menggunakan 7 Whys. Bahahaha…kalo yang ini saya berlebihan. Kidding, gengs! Don’t take it seriously 😀

Katanya, jadi orangtua itu harus serius, apalagi jadi ibu. Segala sesuatu harus dipersiapkan dengan penuh pertimbangan dan persiapan sejak dini. Okay, sampai di situ saya setuju. Persiapan yang baik adalah awal eksekusi yang baik dan tentunya bisa menghasilkan hasil yang baik. Tolong garisbawahi kata “bisa” nya. Bisa ya. Bisa! Bukan berarti otomatis langsung baik. Karena banya faktor lain yang tidak bisa kita kendalikan. Yes?

Yang saya tidak setuju adalah ketika ada anggapan bahwa pertimbangan dan persiapan anak lo sama anak gue itu harus sama. Okay, berdasarkan pertimbangan dan demi mempersiapkan masa depan yang gemilang untuk anak lo, lo mendaftarkan dia di sekolah swasta yang uang pendaftarannya hampir sama dengan DP Rumah Type 36, dan uang sekolahnya per bulannya hampir sama dengan harga kulkas satu pintu, ya….terserah. Tapi kalau boleh kasi masukan sih, gue cuma mau bilang apakah dirimu sudah mempelajari kurikulum di calon sekolah anak lo? Udah tahu semua detail tentang sekolah tersebut? Dan yang terpenting, cocok nggak sama anak lo? Cocok? Tahu darimana kalau cocok? Ada analisa khusus atau cuma asumsi?

Ow, okay. Sudah mempelajari detail tentang sekolah dan berdasarkan hasil konsultasi dengan psikolog anak ternyata cocok banget sama anak lo. That’s good! Tapi itu bukan berarti cocok juga sama anak gue dan anak si A atau si B kan?

Ribet banget sih, Yes? Hahahaha…ya gitu deh.

Mengenai biaya, saya yakin semua orangtua pasti mengusahakan yang terbaik buat anak-anaknya. Jual sawah jual sawah dah…asal anak bisa jadi orang sukses dan bahagia. Tapi ada hal yang lebih penting dari biaya. Ya itu tadi, cocok nggak sama anaknya? Apakah nantinya anak bisa bahagia sekolah di situ atau malah tertekan?

Dan satu lagi. Ibu-ibu yang masih punya waktu untuk nonton serial TV atau drama Korea, masih mengikuti US TOP 40, sesekali ngopi bareng teman-temannya, punya penyanyi favorit, masih sempat nge-blog (ehmmm..), bukan berarti ibu yang meninggalkan tanggungjawabnya. Pinter-pinter kita, gengs bagi waktu. Sama, nggak usah terlalu memaksakan untuk jadi perfect mother lah…. Nantik setres lho. Saya nggak mau (bersusah-susah untuk) jaim dengan tampil sebagai ibu yang anggun dan memesona. Cukuplah jadi ibu yang tidak mengabaikan kewajiban dan bahagia saja. Kalaupun dianggap bukan ibu yang baik oh oh aku rela…kurela…. (nyanyik).

34447676-super-mom-with-her-kids-no-transparency-used-basic-linear-gradients-

Lah trus alasannya kenapa memilih SD Negeri untuk si boy? Oh iya..iya…ummm…opo yo? Bukan, bukan masalah biaya. Mbah e sugeh sawah e ombo mosok yo ra iso mbayar uang sekolah swasta (bahahahha….shombong! silahkan digampar 😀 ).  Yowiz to rosah digawe mumet…jik SD ih lho 😛

Advertisement

2 comments

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s