Teman Duduk di Pesawat

Karena saya memang termasuk orang yang cuek terhadap stranger (baca : orang tidak dikenal), maka urusan teman duduk di pesawat tidak terlalu menjadi masalah buat saya. Asal orangnya nggak rese aja udah cukup. Tapi sebisa mungkin saya selalu memilih tempat duduk yang ada di depan atau paling tidak di tengah lah. Dan dekat jendela.

Termasuk perjalanan saya ke Amsterdam kemarin. Saya tidak terlalu mempermasalahkan duh ntar teman duduk di sebelah gue siapa ya? Eh tapi emang ya, business trip sendirian tuh nggak enak. Apalagi kalau flightnya pake transit dan terbangnya lumayan lama. Kalau ada temennya kan bisa ocip sepanjang jalan. Hahahaha….

Waktu berangkat ke Amsterdam saya lupa check in online. Nyampe counter check in udah jam 10 malam (ga usah nanyak saya dari Salatiga jam berapa…haahha…sensik 😀 ). Dan antriannya gilak pwanjang banget. Ini apa? Katanya masyarakat Indonesia pada jamila kok banyak yang plesir ke luar negeri? Kalau saya sih kerja ya. Untungnya ternyata counter untuk drop bagasi pe-check online dibedain. Dan tentu saja antriannya lebih sedikit. Jadilah saya check in online di HP sambil ngantri dan berakhir dapat kursi dekat gang. Yang mana, saya sebenarnya lebih suka dekat jendela. Ya sudahlah, terima nasib. Syapa suruh kaw lupa check in online.

Dan siapakah yang menjadi teman duduk saya malam itu? Pesawat kita berangkat jam dua belas malam dan yak, teman duduk saya seorang mas-mas yang mukanya mirip tetangga saya. Saya tebak dia orang Indonesia asli sih. Dan itu terbukti waktu dia bilang “permisi” saat dia mau ke toilet. Sepanjang jalan tidak ada sedikitpun percakapan yang terjadi di antara kami kecuali kata “permisi” tadi. Waktu tiba waktunya makan juga ya makan aja tanpa basa-basi “gue makan duluan ya” atau apalah. Intinya saya dan dia diam-diaman sampai pesawat mendarat di Dubai. Dan saya nggak bermasalah dengan kondisi ini. Pokoknya nggak rese aja kan udah cukup. Dan masnya sama sekali nggak rese.

Dari Dubai ke Amsterdam saya duduk di antara satu orang bapak-bapak dan young man yang sepertinya anak kuliahan karena dia bawa buku pelajaran gitu. Usianya sekitar 18 or 19 lah kalo dilihat dari tampang dan gerak-geriknya. Sama juga kita sama sekali nggak ada komunikasi. Bapak di sebelah kiri tidur sepanjang jalan dan sesekali telpon-telponan sama rekan bisnis sih kayanya…, si anak muda sibuk ngemil dan ketawa-ketawa sambil nonton Family Guy. (bukan maksud ngintip layarnya, tapi kelihatan…hahahaha). Nggak masalah, yang penting nggak rese kan? Dan mereka berdua sama sekali tidak rese.

20180624_072516.jpg

Ehm, trus waktu mau balik ke Indonesia. Masih dengan maskapai penerbangan yang sama. Karena udah kapok dengan akibat lupa check in online tentu saja untuk pesawat pulang saya udah check in tepat waktu. Jadi bisa dapat kursi dekat jendela dan posisi ada di tengah. Nggak terlalu tengah sih, masih dekat ke depan lah. Pesawat kita berangkat jam setengah empat sore. Jadi masih terang. Dan yang ini teman duduknya beda sama yang sebelum-sebelumnya.

Seperti biasa siapapun dan bagaimanapun teman duduk yang ada di sebelah saya, muka saya selalu datar. Kecuali kalau anak kecil ya, pasti saya nggak tahan untuk nggak nyapa karena kelingan anak e ng omah yae ya. Kali ini di sebelah saya duduk seorang young man juga, tapi lebih dewasa dari yang kemarin. I guess he is twenty something lah…mungkin dua lima an ya. Tingginya sekitar 180cm, kulitnya nggak terlalu putih dan cakep. Kaya campuran bule dan Itali gitu. Hi, hello 54B, if you read this. Greeting from Indonesia..hahahha…. 😀

20180721_223533.jpg

Setelah duduk manis dan pasang seat belt dia ambil sesuatu dari tasnya, ternyata kacang almond dalam kaleng kecil. Trus dia nawarin dong ke saya dong. Dan tentu saja saya menolak dan mengucapkan terimakasih sambil tersenyum manis banget. Hahahha…. Abis itu udah kita sibuk dengan kegiatan masing-masing.

Dan waktu tiba waktunya makan, ternyata dia nggak makan. Mengingat tadi dia nawarin saya kacang almond, saya nggak enak juga kalau makan-makan aja. Akhirnya saya bertanya, “kamu nggak makan?” Lalu dia menjelaskan kalau dia tidak memakan semua jenis makanan yang disajikan oleh maskapai penerbangan. Setelah dia menjelaskan saya juga nggak nanya lebih detail. Walaupun dia tampan, rupanya tidak bisa mengubah kebiasaan saya dalam menghadapi stranger. Hahahha..

But overall teman duduk yang ini emang beda banget sama yang sebelum-sebelumnya. Kita nggak terlalu banyak bicara tapi dia yang care banget gitu sama temannya (teman duduk maksudnya…hahaha). Saya terkesan dengan satu momen dimana, waktu itu saya tertidur dan rupanya mbak-mbak pramugari lewat menawarkan teh, kopi dll. Waktu saya terbangun, dia langsung ngomong ke saya “kamu pengen sesuatu? teh atau kopi? tadi mbak pramugarinya baru lewat. aku panggilin ya?” Saya yang waktu itu sedikit kaget jawab “oh..i am fine. thank you” . Dan emang beneran lagi nggak pengen sih.

Dan beberapa hal (remeh sebenarnya) lain yang dilakukan si teman duduk baik hati tadi. Jangan pikir kalau kita akhirnya kenalan dan ngobrol panjang lebar gitu ya. No! Makanya ceritanya jadi sedikit unik karena kita nggak saling kenalan tapi anaknya bisa baik banget gitu. Saya tau dia warga negara Itali aja dari cover pasport nya yang dia taro di meja waktu pesawat mau mendarat di Dubai. Mungkin sayanya yang terlalu cool kali ya. Harusnya kan emak-emak duluan yang buka percakapan, semacam “kamu mau kemana dek? rumahnya dimana? hobinya apa? udah punya pacal belom?” bahahahhaha…. 😀

Kalian punya pengalaman unik tentang teman duduk di pesawat ga? Share yuk… 🙂

Advertisement

8 comments

  1. dari Hongkong ke Jakarta aku sebelahan sama ibu-ibu bule. Ga ramah banget. dia duduk di isle sementara aku di deket jendela. karena kebelet pipis aku otomatis berdiri dan minta ijin lewat. eh dia ngomel2 sambil bilangin aku ganggu dia. trus dia minta pindah tempat duduk. kesel sik. pengen ngomelin balik, aku ga punya energi. akhirnya ya udah aku diemin aja.

    • wah…rese banget tuh ibunya. aku pas duduk dekat jendela juga ada ke toilet dan permisi ke si brondong ganteng dan mbak sebelahnya lagi…untungnya mereka berdua senyum aja dan kasi jalan. hmm…si brondong emang so sweet banget lah kalo diinget-inget 😀

    • jail banget ya malah sengaja nakut-nakutin.
      aku juga kalo udah mulai ada guncangan dikit aja takut lho. jadi ga konsen ngapa-ngapain…mungkin karena itu juga aku cool aja sama si ganteng sebelah. hahahahha….

  2. Uwaaahhh aku jd penasaran kenapa dia ga mau makan makanan pesawat hahahaha. Pasti ada apa2nya :p

    Kalo aku, krn slalu traveling bareng suami ato temen, jd travel mate sampibg kursi sih jelas mereka. Walopuuuun kita prnh jg duduk terpisah. Yg ptg buatku temen sebelah itu ga rese, daaaan ga bauuuu mba :p. Aku mnding dpt yg rese deh drpd yg bau. Soalnya pernaaaah, dpt yg bgitu. Hiiiks… Pas ke jepang, dan bule sebelahku kakinya bauuuuu omg. 7 jam aku tersiksaaaa. Pdhl ganteng, tp ilfillah kalo bau bgini.. Dia lepas sepatu soalnya, jd kecium banget 😦

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s