No, You Are Not A Loser

IMG_20190427_142737_769.jpg

Dua bulan yang lalu, si boy berkesempatan mengikuti Kompetisi Matematika Sakamoto Tingkat Nasional di Jakarta, setelah sebelumnya berhasil masuk dalam 20 besar di tingkat Provinsi Jawa Tengah. Kompetisi ini tentu saja diikuti oleh peserta dari seluruh Indonesia, termasuk dari provinsi-provinsi yang berada di wilayah Indonesia timur.

Karena kompetisinya diadakan pada hari Minggu pagi, maka kami (saya, pak bojo dan si boy) berangkat dari Semarang di hari Sabtu, dan menginap di hotel yang sudah dipilihkan oleh panitia lomba.

Sama seperti waktu kompetisi di tingkat provinsi sebelumnya, saya dan pak bojo tidak memaksakan harus menang. Bagi kami tujuan ikut kompetisi ini adalah untuk menambah pengalaman, selain untuk traveling juga. Karena udah agak lama nggak jalan-jalan bertiga. Meskipun demikian, kami tetap mendorong si boy untuk mempersiapkan diri dengan baik, serius dan fokus. Saya selalu berpesan pada si boy, dalam hal apapun harus selalu serius dan fokus.

Acara di mulai jam delapan pagi di lokasi yang sama dengan tempat kami menginap. Orangtua hanya boleh mengantarkan peserta sampai pintu ballroom tempat kompetisi diadakan. Selanjutnya, anak-anak harus melakukan daftar ulang sendiri sebelum masuk ke ruang kompetisi.

Setelah dua jam berada di ruang lomba, anak-anakpun keluar. Kompetisi sudah selesai dan tinggal menunggu pengumuman pemenang. Saya bertanya pada si boy apakah dia bisa mengerjakan semua soal yang diberikan. Dia menjawab bahwa dia bisa menyelesaikan semua soal. Lalu dia berkata, “Mom, i must win this competition. If i win, we will go for another competition in Myanmar, right?” ujarnya dengan mata berbinar. Ya, pemenang lomba tingkat nasional memang akan melanjutkan kompetisi tingkat internasional di Myanmar. “Let’s see,” jawab saya singkat tanpa memberi dia harapan atau mematahkan harapannya.

Dan tibalah saat pengumuman pemenang. Dan ternyata si boy tidak masuk dalam daftar anak-anak yang akan ikut ke tingkat internasional. Dan tanpa saya duga, dia sangat kecewa dan berkata, “I am a loser, i can not get the champion,” ujarnya pelan dengan wajah sangat kecewa.

“No, you are not a loser. They just can do better than you,” ujar saya menenangkan.

“I am a loser, i am so sad,” ujarnya lagi.

“No, you are not. They just can do better than you now, you probably may also win the competition in the next chance,” ujar saya menghibur.

“How can you know?” tanya si boy lagi.

“Of course i know. If you do your best and focus, you may also win the competition.”

“So, i am not a loser?” 

“If you have done your best, no, you are not a loser. You are a loser if you didn’t follow the rules, disturb another participant or if you did cheating. Okay? So smile, don’t be sad!” 

“But i am still sad, mom,” ujar si boy dengan suara pelan.

“Why?”

“Because i can not go to Myanmar!”

Jadi sebenarnya si boy ini sedih karena nggak menang kompetisi tingkat nasional atau karena ga bisa ke Myanmar nya ya? Pusing mamaknya…. 😀 😀

Advertisement

16 comments

  1. Hihihi, jadi sebenernya sedihnya karena nggak bisa ke Myanmar ya, Boy? Keren amat sih bisa ikutan kompetisi Matematika? Tante mah bayanginnya aja mual, haha.
    Menanamkan jiwa legowo itu salah satu yang ingin aku tekankan sama anak juga. Soalnya suka baper kalau dia ada lomba di paud kemudian kalah dan dia gak terima kemudian mewek, hihihi.

  2. Kereen mas boy 😘 you’re not a loser.
    Kegagalan emang momen yang berat buat siapapun. Termasuk anak-anak. Tapi mama Yessi mah top bisa tetap kasih semangat.

  3. Yaaa namanya bocah mba, kalau mendapatkan hasil tidak sesuai ekspektasinya pastilah kecewa. Siapa sih yang enggak pengin menang dan melaju ke Myanmar. Tapi nanti bakalan terbiasa dan berdamai dengan perasaan itu. Yang penting selalu disemangati ya. Bahwa all we have to do is doing our best. Let God takes the rest. 😉

  4. Kitapun kalau tidak mencapai ekspetasi kecewa.. apalagi anak.. tapi apresiasi setiap yang dia capai sekecil apapun sangat berpengaruh buat motivasinya yaa mba.. hebat nih boy.. tetep semangatt terus yaa

  5. Semoga si Boy semakin yakin jika dia ada kesempatan untuk lomba ke tingkat Internasional setlah kompetisi kemarin yah mbak. Tapi adeknya keren banget sihh udah masuk ke tingkat Nasional dan berkompetisi dg anak2 di berbagai provinsi. *_*

  6. Ceritanya mirip temenku di mana anaknya nggak menang kompetisi apa gitu. Wajar sih mereka sedih, tapi peran orang tua untuk menenangkan dan ngasih semangat penting banget, ya. Semoga next time bisa juara ya, kak. ^^

  7. Ceritanya sama kayak temenku, anaknya nggak menang kompetisi apa gitu. Wajar sih ya kalau sedih, tapi peran orang tua untuk menenangkan dan memberi semangat penting ya ^^. Semoga next time bisa juara, kak! Semangaat

  8. Anakku juga kalau kalah lomba suka aneh2 pikirannya, yaa bilangin setidaknya kamu udah kasih yg terbaik

  9. Sudah hebattt bisa ke tingkat nasional. Tapi namanya anak-anak ya, kadang masih suka susah menerima kalau ngga menang. Yukk….ke Myanmar, halan-halaan. 😀

  10. Anaknya keren bisa masuk nasional mba. Pasti dalam kompetisi ada kecewanya. Bisa kasih semangat terus mba, bisa ada kesempatan dilain waktu. Atau ajak aja langsung jalan ke Myanmar hehe

  11. Anak sulungku kmrn sempat down mbak soalnya ga lolos masuk pembinaan atlet POPDA DIY. Padahal itu nanntinya persiapan untuk maju ke PraPON. Gara2nya sepele banget ” Ga lolos daftar online” aku aja sampe gumun kok ga lolos di berkas onlinenya huhuhuhu. Padahal berkas yg lain udah masuk semua ke dinas dikpora. Tapi tak bilang ada hikmahnya, biar dia fokus ke UN dulu. Tapi dia masih agak down. Dia bilang agak gimana gitu, tapi padahal udah masuk pembinaan atlet DIY udah 3 tahun

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Twitter picture

You are commenting using your Twitter account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s