Menghabiskan lebih dari sepuluh malam di Mercure Amersfoort benar-benar membuatnya menjadi tempat untuk “pulang”. Saya menginap selama dua belas malam di hotel ini. Ngapain, Yes? Menepi untuk menyelesaikan novel? I wish, but for this time that’s not the reason. Hopefully two years later it will be. 🙂
Dari dua belas malam menginap, satu malam bayar sendiri, sisanya dibayarin company, karena saya ke Amersfoort memang untuk business trip. Dan saya extend satu malam -setelah bookingan saya di salah satu hotel di Brussels tiba-tiba dicancel dan setelah saya meng-cancel bookingan di hotel di Amsterdam, cuma karena what so called i think i have falling in love with this city, so i need to spend one more night. Oh, please Yessi, mudahnya kau jatuh cinta? Hahahaha…
Diantarkan teman yang menjemput ke Schipol, saya tiba di Mercure Amersfoort sekitar jam lima sore, it’s summer time but udara di luar lumayan dingin, dan angin berhembus sepoi-sepoi waktu itu. Membuat syahdu (halah…melow…). Teman saya menawarkan apakah saya berniat untuk some kind of keliling kota or take dinner, tapi mengingat tubuh yang udah hampir 24 jam nggak istirahat, saya menolak halus dan bilang kalau saya hanya butuh mandi lalu tidur. Tiba di Dubai di pagi buta setelah semalam nggak bisa tidur di pesawat. Transit tiga jam di sana dengan hanya duduk di kursi warung kopi, dan berangkat jam tujuh pagi benar-benar bikin saya kalau di Sims City pasti warnanya udah merah. Okay, nanti di postingan lain saya ceritain tentang pesawat Emirates yang saya tumpangi ya.
Saya disambut Receptionist yang sangat ramah, kalau nggak salah namanya Rosa. Mbaknya cantik dan senyumnya tuh benar-benar tulus. Check-in process nya cepat banget, dan saya langsung dapat kunci. Saya cuma diminta deposit EUR50. Dan karena memang bawa banyak uang cash (shombong! hahahaha…), saya deposit dengan uang cash aja lah.
Kesan pertama yang saya dapat waktu buka pinta kamar adalah, kamarnya luas banget. Tempat tidurnya juga gede. Tapi kok jendelanya kecil ya, maksud saya, biasanya kan jendela hotel full sedinding gitu. Kalau ini cuma disisi sebelah kiri, tapi hordennya dibikin penuh sedinding gitu. Dan, di belakang hari saya menyadari kalau itu nggak jadi masalah.
Di depan tempat tidur ada meja panjang yang di atasnya ada TV. Di sudut ruangan dekat jendela ada meja kecil dan sofa buat males-malesan. Nah, jendelanya kaya gitu tuh. Kecil kan?
Kamar mandinya juga luas. Ada ruangan khusus untuk shower. Dan ada hand showernya. (penting banget yak! 🙂 ) Handuknya bersih-wangi dan lembut. Ada hair dryer juga, ada sabun, shampoo but wait….sikat gigi dan odolnya nggak ada, gengs. Dan monmaap ini karena memang baru pertama kali ke Eropa, saya baru tahu kalau di beberapa hotel (walaupun hotel berbintang). Emang nggak disediain sikat gigi dan odol.
Nah untungnya hotel ini dekat banget ke supermarket. Nggak cuma dekat, satu gedung malah. Jadi tinggal mlipir dikit udah nyampe Dirk – supermarket yang ada di bagian belakang hotel. Saya beli sikat gigi, odol dan sabun batang untuk cuci daleman. Risih aja kalo cancut juga dikirim ke laundry hotel kan? Hahahaha…
Setelah selesai beres-beres, mandi dan makan malam. Saya pun bersiap-siap tidur. Tapi lihat ke luar jendela, kok ya masih terang ya? Saya sempat khawatir jangan-jangan waktu berhenti. (halah….hahahaha…) Ternyata masih jam tujuh dan di musim panas, langit masih akan tetap terang hingga menjelang tengah malam.
Dan, leyeh-leyeh di sofa ini menunggu waktu gelap sambil makan indomie rebus pakai saus belibis itu benar-benar membahagiakan. Dan pastinya akan kurindukan.
Baca Juga Hari-Hari Pertama di Amersfoort
Keesokan paginya sebelum berangkat ke kantor, karena booking hotel juga sudah termasuk sarapan, maka saya sarapan di restoran yang ada di lantai tiga. Mungkin karena masih pagi banget ya, ah nggak juga kan udah jam tujuh lewat, restorannya sepi banget. Hampir nggak ada orang. Tapi karena ada musik, suasananya jadi nggak sepi. Restorannya cantik, ditata rapi dan artistik. Dan saya langsung disambut oleh staf restoran yang ramah. Mungkin semua orang yang kerja di sini bahagia ya.
Makanannya jangan harap sama dengan hotel-hotel di Indonesia, Yes. Tapi pilihan makanannya cukup banyak. Walaupun nggak ganti-ganti dan tetap itu-itu aja selama dua belas malam saya menginap, saya sangat suka dengan rerotiannya dan pancake nya yang khas. Suka banget juga sama coffee latte nya. Jadi staf restoran pasti akan langsung menyapa dan bertanya apakah kita pengen teh atau kopi, mereka juga menawarkan beberapa jenis pilihan.
Oya, mereka juga menyediakan berbagai jenis kopi dan teh di lobby. And it’s for free. Kopinya ada di coffee machine yang tinggal pilih mau minum apa. Walaupun sebenarnya di kamar udah disedian coffee machine, saya lebih suka mengambil coffee di lobby. Karena tinggal pencet, nggak usah repot menyiapkan 🙂
Setelah seminggu nginap di Mercure Amersfoort, saya pun pamit ke mbak Rosa. Maksudnya check-out, karena saya harus pindah hotel ke Zwolle. Tapi saya menitipkan barang-barang saya di sana dan berjanji akan kembali lagi. Dengan berat mbak Rosa melepas kepergian saya. Hahaha…kalimat terakhir saya ngarang.
Baca Juga : Sebentar Saja di Zwolle
Jadi selama seminggu ngantor di Amersfoort, Mercure Amersfoort itu udah kaya rumah aja. Karena dia adalah tempat pulang setelah seharian lelah dengan meeting atau materi training. Juga karena saya pergi trus balik lagi, pergi trus balik lagi, pergi trus dua tahun balik lagi (untuk menyelesaikan novel….hahahaha…i wish).
Overall, Mercure Amersfoort adalah hotel yang cukup nyaman dan menyenangkan, staf-stafnya juga ramah dan helpful. Juga, lokasinya sangat strategis. Di sekitarnya ada supermarket -Dirk dan Albert Heijn, beberapa restoran, bioskop dan pusat perbelanjaan. Dan hanya sekitar 1,5km dari Amersfoort Station. Di Belanda, 1,5km itu dekat banget lho. Kalau malas jalan kaki, persis di depannya juga ada halte bus. Oya, dari Centrum juga cuma sekitar 1km.
Alamat lengkapnya ada di : De Nieuwe Poort 20, 3812 PA Amersfoort, Netherlands.
Rate nya berapa, Yes? Di banding Amsterdam dan kota lainnya di Belanda, sepertinya rate hotel di Amersfoort lebih murah. Rate nya sekitar EUR100/night udah termasuk sarapan. Dan Mercure Amersfoort membebaskan kita dari city tax, yang kalau nggak salah sekitar 2,5%. Dan karena saya member accorhotels, waktu itu dapat rate di bawah EUR100.
Cukup puas sih dengan fasilitas dan pelayanan Mercure Amersfoort. Dan kalau misalnya disuruh nginap di sana lagi, for sure with my pleasure i will say yes 🙂
See you soon, Mercure Amersfoort – place for “go home” during my stay at Amersfoort. Thank you for your great hospitality 🙂
[…] Baca juga : Mercure Amersfoort, a Place for “Go Home” […]
Aku sih terbiasa membawa peralatan mandi lengkap (termasuk handuk), karena biasanya nggak suka dengan sabun hotel dan untuk jaga-jaga in case penginapannya nggak menyediakan.